Jumat, 15 Juli 2016

Komandan senior ISIS

Komandan senior kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Omar al-Shishani, dinyatakan tewas dalam pertempuran di Shirqat, Mosul, Irak, pada Maret lalu. Kepala Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah di Inggris, Rami Abdelrahman, memperoleh informasi bahwa Shishani mengalami luka-luka dan meninggal. ”Saya sudah mendapat konfirmasi dari dokter yang pergi menemuinya,” kata Abdelrahman yang melacak perang di Suriah melalui jaringan kontak, seperti dilansir Reuters, kemarin. Shirqat terletak di jalan utara ke Mosul. Pasukan Irak berupaya merebut kembali pangkalan militer utama di daerah Qayyarah, berada jauh ke utara kota. Departemen Pertahanan Amerika Serikat di Ar lington sebelumnya mengabarkan bahwa Shishani meninggal dalam serangan udara Amerika di Su riah pada Maret lalu. Abdelrahman menduga ISIS mungkin tidak segera mengumumkan kabar tersebut karena menunggu waktu yang tepat untuk mencari pengganti Shishani. Shishani dikenal sebagai penasihat militer pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Ia lahir di Georgia pada 1986, namun pergi meninggalkan tempat kelahirannya itu pada 2012. Pada tahun berikutnya, ia memutuskan bergabung dengan ISIS. Pria dengan nama asli Tarkhan Batirashvili itu masuk ­daftar orang yang paling dicari oleh Amerika. Bahkan, Amerika menawarkan US$ 5 juta bagi siapa pun yang memiliki informasi mengenai Shishani. ”Sumber militer”, menurut Amaq, kantor berita yang memiliki kaitan dengan kelompok ISIS, mengukuhkan kematian Shishani. Menurut Amaq, Shishani tewas saat tengah berperang dan berupaya memukul pasukan militer di kota Mosul. Saat itu, pasukan Irak tengah ­beroperasi mengatur serangan untuk Mosul. Amaq tidak menyebutkan secara pasti tewasnya Shishani. Namun, hilangnya komandan ISIS menjadi pukulan telak bagi kelompok militan karena mengalami sejumlah kekalahan di Irak pada tahun ini. Ihwal pemberangusan gerakan ISIS, Amerika Serikat menawarkan kerja sama militer kepada Rusia untuk menangani teroris di Suriah. Dikutip dari laman Washington Post, kerja sama itu tertuang dalam proposal yang sempat bocor. Dalam dokumen itu disebutkan adanya operasi bersama dan markas komando antara Amerika dan Rusia. Rencananya, proposal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri John Kerry saat berkunjung ke Moskow pada Kamis. Namun, Kerry enggan berkomentar banyak soal proposal kerja sama itu. Dia hanya berujar, ”Saya akan ke Moskow bertemu Presiden Vladimir Putin malam ini,” kata Kerry kepada wartawan di Paris, Prancis. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan Kerry akan membahas cara menghadapi ISIS dan Al-Qaidah di Suriah. Selain itu, upaya mengurangi kekerasan, meningkatkan hak-hak kemanusiaan, serta transisi politik di Suriah. ”Kami tidak melakukan operasi militer dengan Rusia,” kata pejabat itu. BBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar